Selasa, 06 November 2012

Lengkap :)

Cukup sepi pagi ini,,memandangi layar laptop sambil memeluk guling kesayangan,, mencoba melupakan rasa  mual dan kaku di perut. Memutuskan untuk beristirahat di rumah bukan tanpa alasan, mengingat akhir2 ini hanya tidur yang bisa saya lakukan di tempat kerja sembari berjuang melawan rasa mual yang begitu terasa. Tentu ibu tidak akan menyalahkanmu sayang..Ayah dan ibu telah menantimu sejak 6 bulan lalu, bertanya-tanya kapan rahim ibu akan dihuni olehmu. Dan rasa-rasa seperti ini tentu tak akan berarti untuk Ibu, karena memang seperti ini yang selalu kami inginkan. 
Bagi pasangan yang sudah menikah kehadiran buah hati pasti merupakan satu hal yang sangat dinantikan, betapa tidak, kebahagiaan dalam rumah tangga rasanya tak akan sepurna jika tidak dilengkapi tawa dan tangis makhluk kecil nan menggemaskan. Sejak belum menikah, saya dan suami sudah memutuskan untuk tidak menunda memiliki anak. Dan tiap bulannya kami menunggu dengan cemas, apa kira-kira kami sudah cukup dipercaya untuk mendapatkan. Tapi rupanya Allah sedang menguji kesabaran kami, sembari menunggu kami layak menjadi orang tua untuk anak kami kelak. Kadang, saya jenuh dengan pertanyaan orang-orang yang hampir tiap hari bertanya, "sudah isi belum?" bukan sekali dua kali, pertanyaan sejenis itu lama-lama berubah dari rasa maklum menjadi gerah. Yaa... tentu itu hal yang wajar ditanyakan pada pasangan yang sudah menikah, tapi haruskah tiap hari ada yang bertanya? hmmmm...kerinduan akan hadirnya anak, dan belum ada tanda kehadirannya juga hingga waktu itu membuat batinku sebagai wanita agak terasa pedih. Tiap harinya terlantun doa untuk dipercayakan anugrah indah itu untuk kami.

Kejenuhan akan keadaan sempat muncul dalam diri saya, sampai memunculkan anggapan mungkin tidak dalam waktu dekat ini. Meyakinkan bahwa saya harus selalu kuat dan tenang, dan menjalani hari-hari dengan penuh semangat serta keceriaan. Tidak berharap terlalu tinggi agar tak muncul lagi kekecewaan jika memang belum saatnya diberikan buah hati.

Aktivitas yang lumayan padat membuat hari-hari saya berlalu begitu cepat, pola kerja dan kelelahan membuat fisik saya mudah drop. Sering harus ijin kerja karena tiba-tiba merasa tidak enak badan, belakangan malah sampai tidak ada nafsu makan. Hilangnya nafsu makan mungkin hal yang lumrah saya alami, mual dan lemas sangat wajar mengingat saya menderita maag dan anemia kronis, orang-orang di sekitar saya yang mengetahui gejala itu menganggap saya hamil. Tapi tidak dengan saya, saya menganggap ini hal biasa, perkara mual, pusing, dan lemas sudah kerap saya alami, meskipun begitu dalam hati saya amini doa mereka, berharap saya memang sedang hamil. Kondisi saya terbaca juga oleh suami, dia sepertinya mulai mengkhawatirkan kondisi saya, sepertinya dia juga menduga saya hamil. beberapa kali dia menyuruh saya untuk priksa, tapi saya selalu menolak, sepertinya akan sangat mengecewakan kalau hasilnya nanti negatif. Hingga saat tanggal menstruasi yang harusnya tepat, tetapi saya belum dapet juga, harapan saya mulai melambung, tapi imbang juga dengan kekhawatiran jika tidak sesuai harapan. Sehari dua hari, tamu bulanan itu belum juga datang, hingga 6 hari setelah itu suami memutuskan membeli testpack (soal testpack saya punya kekhawatiran sendiri karena memang dulu saya pernah merasa yakin hamil, tetapi hasilnya negatif, itu terjadi sampai 2 kali), jadi agak wajar kalau saya jadi agak sensitif dengan alat satu itu. Tapi tidak ada salahnya mencoba kan?
Bangun tidur pagi itu saya mantapkan menggunakan testpack, saat saya tunggu akhirnya garis merah iitu muncul, bukan satu tapi 2 garis merah. Rasa bahagia membuncah di dada saya. Tak hentinya saya tersenyum, sampai tak sadar saya masih berada di kamar mandi :)). Pelan saya kembali ke kamar, saya bangunkan suami perlahan. Masih agak ngantuk saat suami bertanya "Gimana Nii"?? saya diam saja sambil saya tunjukkan testpack yang hari itu terlihat seperti benda yang sangat menyenangkan. hehhehe. Suami saya tak berkata apa-apa, hanya refleks memeluk saya, terus bersyukur sambil menangis, itu benar-benar moment indah yang mengharukan dalam perjalanan kami sebagai suami istri.



Kehamilan saya membuat banyak orang jai ikut berbahagia, mendadak banyak perhatian saya dapatkan dari orang-orang sekitar, bahagia sekali..hehehehe. Terlebih suami yang jadi lebih protektif dari sebelumnya, memastikan semua baik-baik saja. Meskipun juga saya jd tak doyan makan sama sekali, cuma bisa makan buah dan minum susu, morning sickness sudah pasti saya alami, mengganggu tentu saja, tapi itu tidak sebanding dengan perasaan bahagia yang saya rasa, saya akan jadi ibu.

Hingga minggu siang pekan lalu, saya dikejutkan dengan bercak darah ditempat tidur, kaget bukan kepalang disusul rasa khawatir dan sedih. Saya panik luar biasa, pun dengan suami saya. saya hubungi ibu saya, hanya dari ibu saya bisa lebih tenang biasanya. Hmmm,, jadilah hari ini saya harus berada di tempat tidur, semua kegiatan saya praktis tak bisa saya lakukan, semua urusan rumah tangga suami saya yang ambil alih. Dalam kondisi seperti ini, saya sangat bersyukur memiliki suami seperti dia, yang mau menggantikan semua tanggung jawab istri tanpa mengeluh, saya kadang trenyuh, disela kelelahannya sepulang bekerja masih harus mengurungi makan saya, memandikan saya, mencuci baju, perabotan kotor, membersihkan rumah. Love him so much... Dan tak hentinya bersyukur memiliki suami seperti dia.

Jika ada hal yang sangat saya inginkan saat ini, adalah kesehatan untuk bayi dalam rahim ini, sehatnya suami, dan orang-orang yang saya kasihi. Berjanji akan lebih berhati-hati menjaga amanat ini.
Semoga menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas, soleh solehah, dan sejuta keinginan yang terbaik bagi buah hati kami..

with love .......................................

Waktu Hujan Turun rintik perlahan
Bintangpun menepi, awan menebal
Kutimang si buyung, belaian sayang
Buah hati s’orang tidurlah tidur
Ibu berdoa, Ayah menjaga
Agar kau kelak, jujur melangkah
Jangan engkau lupa tanah pusaka
Tanah tumpah darah, Indonesia